Keseharian di Jakarta (Source: Dokumentasi Pribadi) |
Sebagai pusat ibukota, macet merupakan masalah klasik
yang dikeluhkan masyarakat setiap hari. Problematika kemacetan di Jakarta amat
menarik untuk dibahas karena hingga hari ini pemerintah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (DKI Jakarta) terus berjuang mencari solusi yang tepat untuk
memberantas kemacetan yang kian pelik.
Apakah penyebab terjadi kemacetan di Jakarta? Cukup banyak
jawaban untuk diberikan. Secara sederhana, ruas jalan yang ada di Jakarta tidak
sebanding dengan volume kendaraan yang terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, magnet Jakarta sebagai daya tarik
ekonomi, daya beli masyarakat menengah mengalami peningkatan merupakan faktor
kemacetan di Jakarta sulit untuk dihindari. Di era modern seperti sekarang
fasilitas kresit juga semakin mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga banyak
orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena lebih aman dan
fleksibel.
Perbandingan jumlah kendaraan dan ruas jalan yang tidak sebanding. |
Sejak resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, Basuki
Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok gencar menerapkan beragam inovasi daerah yang mumpuni untuk menyelesaikan masalah kemaceran di Jakarta. Salah satunya
adalah memperbaiki citra transportasi publik Jakarta di mata masyarakat.
Kondisi transportasi publik di Jakarta sangat
memprihatinkan, banyak diantaranya sudah tak layak digunakan. Untuk itu, pada
akhir tahun 2015 Ahok melakukan razia besar-besaran pada angkutan umum
metromini yang sudah bobrok dan tidak layak beroperasi. Hal ini didasarkan
tingginya angka kecelakaan yang banyak dialami oleh pengguna metromini. Penertiban
dilakukan oleh Dinas Perhubungan untuk kenyamanan dan keselamatan masyarakat. Walaupun
memicu aksi unjuk rasa, kebijakan Ahok melakukan pembenahan pada metromini
mendapat dukungan dari masyarakat karena saat ini telah tersedia banyak
alternatif transportasi.
Tingginya kecelakaan memaksa pemerintah untuk berbenah. |
Selain itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga melakukan
kebijakan lain yang bertujuan untuk menggerakkan masyarakat agar beralih pada
transportasi umum, yaitu:
Pembenahan fasilitas TransJakarta.
Dengan kondisi Jakarta yang sangat padat penduduk, merupakan keharusan untuk
menyediakan sarana transportasi umum yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Hal ini
agar masyarakat tidak enggan naik transportasi umum dalam aktivitas
sehari-hari. Bus TransJakarta yang lebih dikenal dengan sebutan busway menjadi moda angkutan massal
untuk menghubungkan penjuru Jakarta. Bus TransJakarta sangat diandalkan oleh
masyarakat karena efektif meringkas waktu tempuh dan pembangunan yang lebih
cepat dibandingkan Mass Rapid Transit
(MRT) dan Light Rail Transit (LRT)
yang hingga saat ini masih dalam proses pembangunan. Adanya bus TransJakarta
diharapkan menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi kemacetan.
Andalan masyarakat |
Namun
masih banyak pekerjaan pemerintah agar TransJakarta menjadi moda angkutan umum
favorit. Perlu perbaikan menyeluruh terhadap kualitas pelayanan seperti waktu
tunggu yang diperlukan penumpang masih lambat, waktu tempuh antar halte, kondisi
fisik bus yang kerap rusak karena usia yang sudah tua, hingga fasilitas
pendukung seperti keadaan halte bus dan jembatan penyeberangan yang rusak. Minimnya
jumlah armada juga menjadi sorotan karena menyebabkan penumpukan penumpang
utamanya pada jam sibuk.
Perbaikan
dilakukan dengan menambah unit bus baru untuk mengganti bus lama yang sudah
usang dan tidak layak lagi untuk mengangkut penumpang. Penambahan bus dilakukan
secara berkala dan meliputi rute yang banyak digunakan, juga penyediaan bus
untuk rute baru. Bus yang diusung Pemerintah Provinsi Jakarta juga sudah
merambah bus gandeng agar dapat mengakomodir lebih banyak penumpang. Selain bus
Zhongtong asal Tiongkok, Ahok juga mendatangkan bus merk Scania buatan Swedia
untuk menggantikan bus TransJakarta yang sudah tak layak beroperasi. Pada 15
Juli 2015, sudah ada 21 bus Scania yang beroperasi di Koridor 1 (jurusan Blok
M-Kota) dan Koridor 6 dimana merupakan koridor paling padat penumpang. Bus Scania
merupakan bus yang banyak digunakan di negara Eropa karena ramah lingkungan dan
hemat bahan bakar. Selanjutnya, Ahok akan mendatangkan kembali 30 unit Scania
untuk dioperasikan di koridor busway yang lain.
Peresmian bus Scania dari Swedia |
Interior Scania |
Selain hemat lingkungan, juga ramah terhadap penumpang dengan keterbatasan |
Selain
meremajakan TransJakarta, pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) masih digodok
oleh pemerintah. Kemacetan yang parah di Jakarta menimbulkan kerugian yang
tidak sedikit. Potensi kerugian yang
dialamai masyarakat Jakarta mencapai Rp 68,2 triliun per tahunnya, menyamai 93,3%
APBD DKI Jakarta 2015. Warga Jakarta juga menjadi boros dalam menggunakan
bahan bakar, efektivitas waktu terbuang, dan tingkat pencemaran udara tinggi.
Wacana
pemerintah dalam mengurangi kemacatan diharapkan tepat sasaran dan menjadi
kabar baik bagi masyarakat. Sudah saatnya pemerintah Indonesia mengutamakan
transportasi massal dibandingkan kendaraan pribadi, untuk Indonesia yang lebih
maju dan ibukota bebas macet. Seperti pernyataan
walikota Bogota Gustavo Petro yang berpendapat: Negara maju bukan tempat dimana
orang miskin dapat memiliki mobil, tetapi tempat dimana orang kaya menggunakan
transportasi publik.
Jakarta idaman Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar