Jumat, 29 Agustus 2014

Air dan Lingkungan





Sesuatu yang melekat..
Sesuatu yang dirindukan..
Sesuatu yang kerap sulit dijangkau..

Sesuatu itu adalah air. Makhluk hidup cenderung memilih lapar dibandingkan haus. Manusia dapat hidup beberapa hari tanpa makanan namun tidak bisa jika tanpa air. Sudah merupakan fakta mutlak bahwa zat yang terdapat dalam tubuh manusia, 73% terdiri dari air.[1] Tanpa air, roda kehidupan di dunia ini dapat mengalami ketimpangan.

Indonesia memiliki 6% dari ketersediaan air di dunia, dengan kata lain 21% air yang ada di kawasan Asia Pasifik berada di Indonesia. Betapa beruntung bagi kita tinggal di negara yang amat kaya akan air. Kita tidak dapat mengelak bahwa Indonesia didominasi oleh perairan. Namun dengan kondisi demikian apakah berarti seluruh masyarakat Indonesia telah tercukupi kebutuhannya akan air?

Jawabannya adalah tidak. Setiap tahunnya populasi penduduk di Indonesia mengalami peningkatan, yang mengindikasikan kebutuhan akan air sebagai elemen vital dalam kehidupan sehari-hari juga melonjak signifikan. Hak atas air dan kebutuhan sanitasi bersih yang terkandung dalam Resolusi PBB 29 Juli 2010; yang mendapat dukungan penuh dari Indonesia nyatanya belum terpenuhi oleh negara. Akses warga negara terhadap air bersih menjadi momok menakutkan di tanah yang kaya akan sumber daya alam ini.

Menurut data yang dirilis oleh Bank Dunia pada tahun 2008 menunjukkan 900 juta orang di dunia tidak memiliki akses untuk memperoleh air bersih dan 2,6 miliar jiwa kesulitan menjangkau akses sanitasi yang layak. Di Indonesia sendiri, kepemilikan akses air bersih dan kebutuhan sanitasi baru dirasakan oleh 50% penduduk. Situasi diperparah dengan keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum yang kurang layak untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat.[2]

Fenomena krisis air bersih, ketersediaan air yang semakin menurun ditengah pertumbuhan penduduk yang meningkat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu yang tidak bisa diabaikan yaitu faktor manusia. Perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya; eksploitasi sumber daya alam oleh sekelompok orang yang memiliki kepentingan dengan melebihi kapasitas yang seharusnya, sejatinya turut berkontribusi dalam merusak lingkungan dan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup sebagai tempat tinggal yang layak.

Kesadaran manusia dalam menghargai alam yang masih rendah mengakibatkan langkanya air bersih. Aktivitas banyak sekali dilakukan di sungai karena minimnya sarana sanitasi. Mencuci, kebutuhan akan hajat bahkan membuang sampah sisa rumah tangga dilakukan di sungai. Kondisi sungai di Indonesia kian buruk dengan aktivitas pabrik tidak bertanggung jawab yang mengalirkan limbah ke sungai tanpa penyaringan sehingga pencemaran semakin parah. Sungai yang tercemar tidak layak untuk dikonsumsi airnya dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akibat lain, saluran sungai yang tersumbat sampah menyebabkan banjir kala intensitas hujan sedang tidak menentu.

Defisit air bersih yang banyak dialami di wilayah Indonesia; terutama paling dirasakan dampaknya di daerah terpencil yang masih tak terjamah pemerintah pusat, melahirkan fakta pahit. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan Indonesia sebagai negara penyumbang angka diare terbesar kedua di dunia. Diare yang sebenarnya dapat dicegah di Indonesia justru menjadi penyebab utama kematian anak berusia di bawah lima tahun. Hal itu disebabkan kebutuhan masyarakat yang mendesak akan air bersih sehingga rela menjadikan air yang tidak layak dikonsumsi sebagai kebutuhan sehari-hari bahkan sebagai air minum.

Terkait pembahasan diatas, dimana akses air bersih belum menjadi prioritas negara tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mengalami krisis air bersih yang tak terhindarkan pada tahun 2025 mendatang.

Sebagai langkah preventif dalam menanggulangi krisis air bersih yang marak di wilayah Indonesia, tentu pemerintah harus menerapkan sejumlah solusi untuk menghadapi krisis air bersih yang tentunya berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat utamanya yang menetap di kawasan terpencil. Pertama, Penegakan hukum terkait perlindungan akses air bersih yang selama ini belum maksimal. Hal ini dipandang sebagai langkah penting karena kerap terjadi kasus privatisasi air yang dikepalai oleh sejumlah pihak sehingga hak untuk khalayak umum berkurang.

Kedua, meningkatkan manajemen pengelolaan air. Tak dapat dipungkiri Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar warga berprofesi sebagai petani. Namun petani belum menjadi fokus utama disini, negara lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pangan dari luar negeri sehingga kualitas lokal terabaikan. Jika pembangunan infrastruktur penyediaan air disertai dengan pengelolaan yang optimal digalakkan tentu dapat meningkatkan penghasilan para petani dan kualitas bahan pangan meningkat.

Ketiga, revisi Undang-Undang lingkungan hidup. Penulis menganggap hal ini sebagai hal utama yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah karena banyak pihak dapat merusak lingkungan, mengeruk kekayaan sumber daya alam, menebang hutan namun tidak diimbangi dengan hukuman yang setimpal sehingga perusakan lingkungan atas nama pembangunan berkelanjutan menjadi hal yang diperbolehkan. Padahal kerusakan lingkungan menjadi faktor yang mengakibatkan kemampuan alam menurun untuk memenuhi kualitas hidup manusia yang lebih baik.

Berangkat dari solusi yang menjadi tanggung jawab utama negara dalam memenuhi hak asasi warga negara; mencakup hak memperoleh akses air bersih dan sanitasi yang memadai tentu dibutuhkan langkah serupa dari kita sebagai makhluk hidup yang membutuhkan air dalam kehidupan.

Langkah dapat dimulai dari hal yang sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya tanpa harus menunggu teguran atau terkena denda. Menghemat air, kurangi penggunaan air yang tidak dibutuhkan seperti membiarkan air terus mengalir ketika sedang mencuci perabotan rumah tangga. Mengurangi konsumsi botol air kemasan dapat menjadi langkah kecil membantu pemerintah untuk meminimalisir volume limbah rumah tangga yang meningkat setiap harinya.

Jika langkah tersebut dilakukan secara perlahan namun rutin; diikuti dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya air dan perilaku kebersihan sebagai hal kongkrit memperlakukan alam dengan semestinya, maka Indonesia yang bersih dan sehat dapat terwujud.





[1] Dirilis oleh artikel ‘Fungsi dan Peran Air Bagi Kehidupan Manusia’ yang diakses melalui www.artikellingkunganhidup.com pada 7 Agustus 2014.