Kamis, 24 April 2014

Move On dalam Berwisata



Memasuki 2014, semakin banyak orang yang hobi berwisata. Selain untuk melepas penat dari rutinitas sehari-hari, melakukan perjalanan telah bertransformasi menjadi gaya hidup. Perjalanan ke sebuah destinasi baru tidak lagi mengenal status sosial, bahkan orang yang sibuk berkarier dan ibu rumah tangga pun menyisihkan waktunya untuk berlibur ditengah kesibukan. Pada 2012 lalu, jumlah perjalanan di dunia mencapai satu miliar orang dan diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan.

Fakta diatas membuktikan bahwa pariwisata merupakan sektor yang amat vital yang kebal terhadap krisis. Ditengah gejolak ekonomi yang melanda lingkup global, tidak mempengaruhi alur masyarakat dunia termasuk Indonesia untuk melakukan perjalanan sebagai bagian dari agenda. Banyaknya informasi yang dapat diakses di internet, orang-orang semakin banyak yang menuliskan pengalaman perjalanan di blog dan media sosial lainnya, memberikan kemudahan bagi orang yang masih pemula dalam melakukan perjalanan.

Di Indonesia sendiri, pariwisata juga mengalami perkembangan yang menakjubkan. Meskipun Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan sosial; seperti kesenjangan pendidikan, akses terhadap fasilitas kesehatan, pertumbuhan orang miskin dan kawasan kumuh; namun melakukan perjalanan di Indonesia baik sendiri maupun dengan rombongan telah menjadi trend yang sedang menjamur di berbagai kalangan usia. Tidak terkecuali kaum muda yang di rentang usianya haus akan tantangan dan pengalaman hidup yang belum tentu bisa didapat di lembaga pendidikan resmi (bangku sekolah).

Tidak hanya pejalan domestik yang giat berpelesir, semakin banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia membuat pemerintah kita banyak berbenah dalam segala aspek. Hal ini didukung dengan kemudahan akses transportasi dimana harga tiket semakin mudah dicapai segala kalangan.

Bahkan dalam situs resmi Portal Nasional RI, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 9,39%; lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,7%.

Sektor pariwisata juga menempati urutan keempat penyumbang devisa negara terbesar pada tahun 2013. Hal ini membuktikan bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi serta pemasukan produk domestik bruto negara, walaupun dalam beberapa hal terdapat sektor yang terus dalam proses penggarapan; misalnya dalam hal infrastruktur, kebersihan dan kesehatan tempat wisata tujuan.

Permasalahan Pariwisata Indonesia
Walaupun sektor pariwisata Indonesia masih tahan terhadap krisis ekonomi global yang melanda sejumlah negara, tidak dapat ditampik bahwa pariwisata Indonesia menghadapi sejumlah masalah yang jika tidak ditanggapi tentunya dapat berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia kedepannya.

Pertama, kesenjangan sosial. Permasalahan ini dapat dilihat di sejumlah destinasi wisata yang sudah terbuka terhadap keberadaan turis. Bali misalnya yang telah menjadi primadona pariwisata di mata dunia. Hanya sebagian daerah yang ekonominya tumbuh karena geliat turis (Kuta, Legian) sementara di Bali Selatan penggarapan pariwisata masih kurang sehingga pembangunan tidak merata. Banyak orang yang masih berada dalam jurang kemiskinan karena belum tersentuh aktivitas pariwisata.

Tentunya hal ini membutuhkan korelasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah setempat supaya gejolak pariwisata dapat dirasakan oleh masyarakat setempat, tidak hanya menguntungkan kaum pendatang. Alangkah baiknya pengelolaan destinasi wisata juga melibatkan masyarakat lokal dalam hal pengadaan lapangan pekerjaan sehingga tidak menimbulkan ketimpangan yang melebar antara warga Indonesia sendiri dan warga negara asing yang membuka usaha disana.

PS. Bukan hanya sepasang kekasih yang baru putus kok yang bisa move on. Indonesia sebagai negara yang besar pasti juga bisa!:) #DompetDhuafa #IndonesiaMoveOn

Rabu, 23 April 2014

Yuk #PergiDulu ke Resort World Sentosa

Aku percaya setiap orang pasti mengalami momen 'pertama kali', dan momen itu datangnya bisa dari siapa aja dan dimana aja. Karena traveling adalah passion terdalam aku, aku selalu pegang teguh prinsip itu. Oh ya dan ada lagi; kalau bisa murah kenapa harus bayar mahal? kalau bisa gratis kenapa mesti bayar? Siapa sih yang gak mau jalan-jalan dengan murah apalagi gratis? Belum ketemu orang kayak gitu sih sejauh ini :)

Adalah PergiDulu, sepasang suami istri WNI-Aussie yang doyan berkelana. Mereka salah satu inspirasi aku untuk selalu berani mencoba hal yang baru dan gak takut untuk keluar dari zona nyaman. Cerita perjalanan mereka gak pernah gagal bikin kaki aku gatel pengin packing! (blog nya bisa dilihat di sini). Belum lama ini mereka ngadain kuis yang cukup menggiurkan: bisa pergi bareng mereka GRATIS ke Singapura! Wow! (link lomba bisa klik di sini). Aku gak buang kesempatan, secara kalau sampai kepilih satu list ku bisa tercoret dari daftar: bisa menginjak Bandara Changi untuk pertama kalinya. Yes gak munafik, aku belum pernah beranjak ke luar negeri. Siapa tahu kalau kepilih nanti bisa ketularan kak Susan dan suaminya jalan-jalan keliling dunia sama belahan jiwa (duileh). Paspor hijauku belum secanggih kak Susan Poskitt yang cap imigrasinya udah berderet ;)

Destinasi tujuan yang bisa didatangi bareng mereka itu namanya Resort World Sentosa, disana banyak banget zona permainan dan edukasi menarik yang sepertinya sih gak hanya bikin girang anak-anak aja sih tapi aku yakin dewasa juga demen (buka link ini , banyak yang menarik untuk dikunjungi dan buat spot foto narsis juga gak rugi huehehehe).

Karena aku sayang bangeett sama hewan destinasi yang bakal aku kunjungin di Resort World Sentosa itu pastinya Dolphin Interaction Programmes. Daripada lihat lumba-lumba menderita di panggung sirkus, aku lebih pilih berkomunikasi dengan hewan gemesin itu di tangan ahlinya. Gak akan ada yang nolak bisa seharian sama lumba-lumba, berenang dengan mereka, ditengah panasnya langit tropis pasti seger banget yah bisa main bareng lumba-lumba hidung botol di laguna biru yang jernih. (bayanginnya aja udah asyik banget)

Lumba-lumba hidung botol yang menggemaskan banget!

Habis itu pengin senang-senang juga di atraksi S.E.A Aquarium sambil nambah wawasan tentang sejarah maritime Asia di The Maritime Experiential Museum. Seru banget pasti lihat situs artefak bersejarah, menyaksikan replika kapal di 'dermaga' (kan gak mungkin juga menyelam langsung nyari di dalam lautan jadi di museum juga pasti bikin takjub kan hehe). Gak lupa juga pastinya foto seru dengan background akuarium terbesar di dunia buat oleh-oleh cerita ke orang terdekat hehe. Kayaknya buat orang Indonesia foto-foto pas pelesir emang gak boleh kelewatan ya. Lelah jalan-jalan di Resort World Sentosa gak akan nolak juga nyobain kuliner Singapura yang enak-enak, makan di restoran berkualitas ditemenin pemandangan hewan laut yang lucu-lucu. Aku juga gak akan buang kesempatan untuk lihat Pameran Perayaan Paskah yang dihelat sampai tanggal 31 Mei. Pasti lucu banget foto bareng minion berbagai karakter ;)

Jadi teman-teman yang mau ke Resort World Sentosa bareng couple traveler PergiDulu kayak aku yuk ikutan di sini jangan sampai kelewatan. Goodluck all partisipant!

PS: Gambar diambil dari website resmi Resort World Sentosa Singapore

Jumat, 04 April 2014

Perempuan Layak Menjadi Pemimpin




Banyak pendapat yang mengatakan bahwa laki-laki lebih kuat daripada perempuan, baik dalam segi fisik maupun jika dilihat dari beragam aspek. Opini ini menimbulkan masalah yaitu kesetaraan gender yang menjadi perhatian khusus di seluruh dunia. Presentase ketimpangan gender di dunia amat memprihatinkan. Menurut data yang dirilis oleh Forum Ekonomi Dunia, pada tahun 2013 Indonesia berada di urutan ke-95 dari 136 negara dilihat dari aspek kesenjangan gender.[1] Dalam data tersebut, yang paling signifikan adalah bidang politik.

Sebagai negara yang menerapkan demokrasi, tak lama lagi Indonesia akan kembali menghelat ‘pesta’ demokrasi yang akan menjadi penentu bagaimana nasib Indonesia 5 tahun mendatang. Dengan antusias, partai politik mengajukan calon pemimpin mereka yang dinilai dapat memajukan Indonesia. Berlomba-lomba mereka mengerahkan kekuatan untuk meraih simpati masyarakat. Dengan serentet masalah yang masih merundung Indonesia; kemiskinan, ketimpangan sosial, korupsi yang merajalela tentunya rakyat Indonesia berharap akan tampil sosok pemimpin yang nantinya akan menepati janjinya untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik.

Yang menarik, pada pemilihan umum tahun 2014 ini semakin terlihat banyaknya perempuan yang maju menampilkan visi dan misinya memimpin Indonesia. Slogan yang menyatakan bahwa ‘politik itu Cuma untuk laki-laki’ kian memudar karena perempuan semakin berani menonjolkan dirinya. Ditambah dengan persetujuan Mahkamah Konstitusi akan pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 mengenai Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD yang memerintahkan Komisi Pemilihan Umum untuk mengedepankan calon legislatif perempuan jika memperoleh suara yang sama dengan calon legislatif laki-laki. Walaupun keputusan ini baru akan berlaku pada pemilu 2019 nanti dan banyak menimbulkan kontroversi dari pihak tertentu namun keputusan ini dianggap sebagai peluang besar bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Dengan demikian dominasi kaum laki-laki di ranah politik dapat seimbang dengan kehadiran calon legislatif perempuan.

Menurut saya, ada beberapa alasan logis mengapa perempuan layak untuk berkecimpung dalam dunia politik. Pertama, naluri seorang perempuan yang lembut yang akan membantu meminimalisir konflik yang berkepanjangan. Seringkali laki-laki menggunakan akal rasional dalam menyelesaikan permasalahan sehingga tak jarang masalah tersebut berujung pada kekerasan, tidak menemukan jalan keluar yang diharapkan semula. Berbeda dengan perempuan yang melihat sudut pandang masalah dengan perasaan yang membuat perempuan dapat menjadi penengah yang efektif untuk mencegah masalah berlanjut kedalam skala yang lebih besar.

Kedua, tidak semua permasalahan mampu diselesaikan oleh laki-laki. Saat ini diskriminasi terhadap perempuan di tempat umum, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, penganiayaan terhadap anak. Mayoritas permasalahan tersebut menimpa perempuan. Sering saya temui dalam sebuah keluarga, anak laki-laki mendapatkan prioritas utama dibandingkan anak perempuan. Pelecehan seksual marak pada perempuan karena steororipe perempuan adalah makhluk yang lemah sudah melekat sedemikian rupa.

Permasalahan tersebut dalam banyak kasus melibatkan perempuan yang pernah menjadi survivor untuk menjadi penyembuh bagi perempuan lainnya yang menjadi korban. Perangai perempuan yang lebih sabar dan peka dalam menghadapi permasalahan yang ada membuat perempuan menurutku lebih unggul dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan aspek sosial.

Dengan pemilu yang semakin dekat, ada harapan semakin banyak perempuan yang unjuk diri merambah dunia politik supaya tercapai keseimbangan dalam hal gender khususnya aspek politik, dan permasalahan yang berkaitan dengan perempuan dapat menjadi fokus utama karena dengan adanya perempuan yang menempati kursi politik tentunya terdapat wadah yang dapat membela hak dan aspirasi perempuan yang selama ini cenderung terabaikan karena ‘kalah suara’.

Saya mendapati kian banyak bermunculan pemimpin perempuan yang terbukti tidak hanya mengutamakan penampilan saja, namun benar-benar tulus ingin memperbaiki kota dan rakyat yang dipimpinnya. Salah satunya yaitu Tri Rismaharini, wanita pertama yang menjadi walikota Surabaya pada tahun 2010. Ibu Risma berhasil mengubah kota Surabaya menjadi bersih dan tercipta lingkungan yang asri. Berkat kepemimpinannya, Surabaya meraih Piala Adipura pada tahun 2011 dalam kategori kota metropolitan. Selain itu, Ibu Risma masuk dalam daftar walikota terbaik di dunia karena karakternya yang tegas dan dekat dengan masyarakat.

Karena sosoknya yang tegas itulah banyak pejabat Surabaya yang berusaha menggeser Ibu Risma dari posisinya sebagai walikota. Ibu Risma semakin hangat diperbincangkan karena munculnya rumor keinginannya ingin mengundurkan diri dari jabatan karena banyaknya tekanan dari sekitar. Rumor yang kontroversial ini memancing reaksi berbagai pihak, munculnya petisi #SaveRisma yang menginginkan agar Ibu Risma tetap tangguh apapun kondisi yang dihadapinya di lingkungan politik.

Tri Rismaharini hanya satu dari segelintir wanita inspiratif di dunia perpolitikan Indonesia yang bermunculan. Tidak hanya menjadi penggembira dalam semarak demokrasi namun berlandaskan keinginan untuk membuat perubahan, mengabdi untuk rakyat. Saya yakin jika perempuan diberikan kesempatan lebih besar untuk mendalami dunia politik, tentunya dengan pendidikan mengenai politik yang mumpuni dapat mendukung munculnya kader perempuan Indonesia yang berkualitas. Pemilu 9 April 2014 mendatang dapat menjadi titik awal bahwa perempuan juga mampu mendorong adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Karena perubahan adalah sesuatu yang diciptakan, bukan ditunggu.






[1] Sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2014/03/08 artikel Kesetaraan Gender Mengalami Sedikit Perbaikan di Indonesia.