Sejak masih berseragam
putih biru, saya memiliki suatu impian yang bagi orang lain tidak masuk akal. Saya
ingin memiliki seorang kekasih yang terpaut 5-10 tahun lebih tua dari saya. Bayangkan
bagaimana hal itu terdengar tidak rasional karena saat itu saya berada dalam
fase dimana anak SMP harusnya masih bermain-main dan belum memikirkan masa
depan yang masih entah kapan terjadi. Tetapi itulah realitanya karena impian
itu berikutnya menjadi syarat mutlak saya dalam mencari seorang kekasih,
bagaimana sosoknya, fisik, siapa keluarganya yang paling utama dia harus jauh
lebih tua dari saya.
Bisa dibilang saya
memiliki alasan khusus mengapa saya menjadi sedemikian idealis. Saya berasal
dari latar belakang orangtua yang kurang harmoni sejak saya lahir, sehingga
saya membutuhkan sosok lain diluar orangtua yang dewasa dan dapat mebimbing
saya ke segala hal yang baik. Saya juga memiliki keyakinan, laki-laki yang jauh
lebih tua akan menciptakan hubungan yang menyenangkan dan lebih kuat
mempertahankan komitmen dibandingkan lelaki sepantaran atau bahkan lebih muda. Alasan
yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan, laki-laki yang berusia jauh dari
wanita memiliki kondisi finansial yang sudah matang.
Hal itu tak sepenuhnya
salah karena saat ini saya menjalin hubungan dengan lelaki yang terpaut 7 tahun
lebih tua dari saya. Dan keyakinan yang saya pendam dari zaman sekolah
terbukti; hubungan berjalan sangat menyenangkan, ia lebih menghargai komitmen
dalam hubungan, dan kekasih saya memiliki kalender masa depan. Memang, dari
awal memutuskan untuk menjalin hubungan pernikahan sudah menjadi perbincangan. Kini,
kami sedang merancang bagaimana menciptakan sebuah pernikahan yang selalu dapat
dikenang namun tidak menyulitkan kehidupan ekonomi kedepannya. Hal-hal berikut
ini dapat menjadi pertimbangan untuk menghelat pernikahan yang diidam-idamkan.
·
1. Menyiapkan
dana pernikahan
Terlepas
dari pernikahan yang ingin diadakan nantinya; mewah maupun sederhana;
mempersiapkan anggaran pernikahan dari jauh hari merupakan hal utama yang harus
dilakukan. Dilansir dari pengalaman teman dan saudara yang sudah lebih dulu
melangkah ke jenjang pernikahan, dana mencakup 2 aspek: dana utama (sewa gedung
resepsi, seragam pengantin bergantung budaya mempelai, makanan, dan segala
keperluan vital lain) serta dana darurat. Memang sebagai pasangan yang akan
berbahagia kita menghindari terjadi hal-hal diluar dugaan. Namun menganggarkan
dana tak terduga tidak sepenuhnya salah. Karena saat ini saya belum mendapat
pekerjaan pasti (masih terhitung freelance), saya dan kekasih mengurangi
sementara intensitas traveling kami. Ya, kami pasangan petualang. Jika ingin
jalan-jalan berdua selalu terlontar: “tunda dulu ya travelingnya. Uangnya ditimbun
aja untuk menikah dan bulan madu impian”. Berasa gimana hati ini, mencapai
impian memang membutuhkan pernikahan bukan?
·
2. Menyiapkan
konsep pernikahan yang diinginkan
Karena
kami adalah pasangan yang menyukai perjalanan dan petualangan, kami
menginginkan konsep yang tak biasa. Bahkan saya menginginkan undangan
pernikahan berbentuk boarding pass dan mengimpikan kue pengantin dengan
dekorasi pasangan sedang membawa tas ransel.
Konsep
merupakan hal yang penting karena tentu pasangan menginginkan pernikahan yang
tak terlupakan. Untuk menekan anggaran, manfaatkan kerabat dekat dan
teman-teman untuk membantu. Misal: kerahkan teman-teman seperjuangan masa
sekolah untuk menjadi ‘wedding organizer’, sahabat yang jago fotografi untuk
sesi dokumentasi, saudara yang pintar desain untuk dekorasi pelaminan (useful
untuk yang ingin konsep outdoor seperti aku). Biaya yang nantinya berlebih bisa
dialokasikan untuk keperluan yang lain.
·
3. Menghindari
Hutang
Prinsip
ini merupakan isu yang sensitif. Saya dan kekasih sudah memiliki komitmen awal
untuk tidak menimbun hutang demi menginginkan pernikahan idaman yang sempurna. Karena
adanya hutang biasanya menjadi sandungan kecil, bahkan menjadi besar dalam
permasalahan rumah tangga di masa yang akan datang.
Bersikap
bijak juga tak kalah penting dalam menggunakan kartu kredit, atau jika ingin
mencicil sesuatu yang tidak memungkinkan menggunakan dana cash. Cerdas dalam
menahan diri dan memanage keuangan untuk perjalanan masa depan akan menciptakan
pernikahan impian yang sesungguhnya.
·
4. Urgensi Investasi
Untuk
pasangan muda yang baru akan melangkah kepada jenjang berikutnya, mungkin belum
terpikirkan apa urgensinya investasi? Investasi bukan hanya berbentuk benda
seperti emas atau rumah tinggal permanen, namun bisa berupa deposito untuk
simpanan jika sudah memiliki anak dan simpanan lainnya.
Untuk rujukan
investasi, Sunlife Financial Indonesia dapat
menjadi pilihan untuk menetapkan bentuk investasi seperti apa yang kita
butuhkan untuk masa akan datang. Dalam kiprahnya sebagai perusahaan asuransi
terkemuka, Sunlife Financial Indonesia menyediakan beragam kebutuhan seperti: Proteksi,
Simpanan dan Investasi, Riders, Bancassurance dan Syariah. Produk layanan ini
menyediakan investasi asuransi jiwa, kebutuhan pendidikan anak di masa depan,
bahkan kebutuhan menabung untuk pergi naik haji dalam produk asuransi Sunlife
yang berprinsip Syariah. Sekarang ini saya dan kekasih sudah banyak membicarakan
ketertarikan kami menggunakan asurasi Sunlife yang menyediakan beragam produk
menjanjikan, selain tunjangan yang didapatkan kekasih saya dari kantor tentu
akan melegakan jika ada asuransi tambahan untuk menunjang kehidupan yang lebih
baik.
P.S Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Menulis Blogger Sun Anugerah Caraka (SAC) 2015 "Wujudkan Masa Depan Cerah Dengan Perencanaan Keuangan Yang Lebih Baik"
P.S Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Menulis Blogger Sun Anugerah Caraka (SAC) 2015 "Wujudkan Masa Depan Cerah Dengan Perencanaan Keuangan Yang Lebih Baik"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar